Wednesday, February 25, 2009

Hidup Bahagia Dengan Mengenal Pikiran Kita


Semua mahluk hidup yang memiliki kesadaran (bahkan yang terkecil sekalipun) pasti memiliki tiga karakter dasar yaitu tubuh, ucapan dan pikiran. Tubuh adalah bagian fisik yang terus berubah. Ucapan mengacu pada semua jenis komunikasi dalam bentuk suara, kata-kata, gerakan, dan ekspresi wajah. Pikiran lebih sulit dijelaskan karena pikiran bukan sebuah benda yang bisa kita tunjuk seperti tubuh dan ucapan. Ribuan buku dan artikel telah ditulis untuk mencoba menjelaskan bagian misterius dari mahluk hidup ini. Meskipun bayak waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk menemukan apa dan di mana itu pikiran, tidak ada seorang pun yang bisa menemukannya.

Menurut hasil penelitian, disimpulkan bahwa pikiran tidak memiliki lokasi spesifik, bentuk, warna atau kualitas-kualitas lain yang nyata. Lebih mudah mengatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Tetapi secara sadar ataupun tidak sadar, kita berpikir dan merasa. Kita menderita ketika punggung kita sakit, kita bisa merasa sedih dan gembira. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Meskipun kita tidak bisa melihatnya, pikiran selalu hadir dan aktif.

Salah satu hal yang menarik dari pikiran kita adalah perubahan pola dalam pikiran. Ada sebuah contoh sederhana untuk menjelaskan ini. Jika kita takut kepada anjing, maka pikiran kita akan membuat sebuah pola (konsep) baru bahwa anjing itu menakutkan. Sehingga lain kali ketika saya melihat seekor anjing, pikiran saya akan mengingatkan saya bahwa anjing itu menakutkan. Dan pola ini akan menjadi semakin meyakinkan atau kuat hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.

Seandainya suatu hari kemudian, saya mengunjungi teman saya yang memelihara anjing, mula-mula saya takut mendengar anjing menggongong ketika saya mengetuk pintu rumah dan anjing tersebut keluar untuk mengendus saya. Tapi setelah beberapa saat, anjing tersebut mengenal saya dan duduk di kaki saya atau bahkan di pangkuan saya dengan tenang sehingga saya terkadang harus memindahkannya. Apa yang terjadi di pikiran anjing tersebut adalah pikirannya memberitahukan kepadanya bahwa si pemilik menyukai saya, dan anjing ini akhirnya merasa bahwa “orang ini asyik juga! “ Sementara itu, saya juga mulai berpikir, Mungkin anjing adalah binatang yang baik. Setiap kali saya mengunjungi teman saya, pola ini akan semakin kuat dan pola lama akan melemah, hingga akhirnya saya tidak takut pada anjing lagi. Jadi, pengalaman yang berulang-ulang dapat mengubah pandangan kita.

Apa yang mau disampaikan cerita di atas adalah bahwa pikiran itu merupakan sebuah pengalaman yang terus-menerus terekam, terjadi, dan berlipat seiring waktu. Pikiran kita pada dasarnya damai, seperti pikiran seorang anak kecil yang menemani orang tuanya menunjungi sebuah museum seni. Ketika orang tuanya sedang sibuk memberikan penilaian kepada karya seni yang dipamerkan, anak ini hanya melihat. Ia tidak bertanya apakah hasil karya A lebih baik daripada karya B. Cara pandangnya sungguh-sungguh murni dan tanpa penilaian. Kondisi seperti ini dalam Buddhis disebut dengan kedamaian sejati.

Ketika pikiran kita murni, kita akan terbebas dari penderitaan. Jika pada dasarnya pikiran kita murni, mengapa kita masih mengalami penderitaan? Pikiran bisa dianalogikan sebagai bongkahan emas yang tertutup lumpur. Yang mana yang lebih berharga : bongkahan emas yang tertutup lumpur atau bongkahan emas yang sudah dibersihkan? Sebenarnya, nilai kedua-duanya sama. Perbedaannya hanya terletak pada permukaannya saja. Pikiran kita pada dasarnya adalah damai dan murni. Bentuk-bentuk pikiran seperti “saya jelek”, “saya bodoh”, atau “saya bosan” seperti lumpur yang menutupi bongkahan emas. Sehingga banyak orang tidak menyadari hakikat sejati pikirannya. Selama kita tidak menyadari hakikat sejati kita, kita menderita.

Tetapi kita tidak perlu khawatir, sebab kotoran batin ini bisa dibersihkan seperti kita membersihkan lumpur yang menutupi bongkahan emas untuk mengembalikan kualitasnya. Menurut Buddha, hakikat sajati pikiran yang murni bisa dirasakan dengan cara membiarkan pikiran untuk tenang. Bagaimana caranya? Sesungguhnya, mengalami kedamaian sejati lebih mudah daripada minum air. Kita hanya perlu mengistirahatkan pikiran kita. Tidak butuh fokus atau usaha khusus. Seperti ketika kita baru saja menyelesaikan sebuah perjalanan yang panjang, kemudian segera beristirahat di kursi yang nyaman. Saat itu, tentu saja kita merasakan kenyamanan dan kedamaian. Kedamaian seperti ini lah yang dinamakan kedamaian sejati (tidak butuh usaha khusus untuk mencapainya).

Kondisi seperti ini dalam Buddhis dikatakan berada dalam keadaan meditasi tanpa objek. Salah satu kesulitan dalam meditasi tanpa objek adalah karena ia terlalu mudah untuk dilakukan. Akhirnya kita mudah sekali terjebak dalam bentuk-bentuk pikiran, perasaan dan sensasi lainnya. Untungnya, ada metode yang lebih mudah untuk menenangkan pikiran yaitu meditasi dengan objek. Dalam meditasi ini, kita menggunakan objek kita untuk menenangkan pikiran. Dalam meditasi dengan menggunakan objek, kita cukup menyadari semua informasi sensorik (objek) yang diterima indra kita.

Kita dapat menggunakan indra penglihatan untuk memeditasikan bentuk dan warna, pendengaran untuk meditasi pada suara, penciuman untuk meditasi bau, dan pengecapan untuk meditasi rasa, serta indra sentuhan untuk meditasi sensasi fisik. Daripada menjadikannya gangguan, informasi yang kita dapatkan dari indra kita dapat menjadi asset yang berharga untuk latihan kita. Apapun itu, kita bisa menjadikannya sebagai objek untuk mendukung meditasi kita. Sesungguhnya, inti dari meditasi adalah kesadaran. Kapan pun, di mana pun, ketika kita sedang menyadari pikiran kita, maka itu lah meditasi.

– sekian –

kutipan ini dapat dibaca selengkapnya di buku YM. Mingyur Rinpoche - The Joy of Living versi Bhs Indonesia ( tersedia di GRAMEDIA ). Rinpoche adalah guru meditasi dari Tibet yang berkeliling dunia memberikan ceramah dan mengajarkan meditasi secara cuma-cuma.

Sebuah Senyuman


Di Jepang, ada seorang pekerja sekaligus mahasiswa yang ingin membuat sebuah alat untuk mambantu pekerjaan dia sebagai pamadam kebakaran. Sekarang dia lagi menjalani pendidikan S2 di Tokyo. Pada suatu hari, sahabatnya mengajak dia untuk membuat sebuah robot. Ini adalah pertama kalinya dia membuat robot. Membuat robot adalah impiannya sejak kecil. Karena memerlukan biaya yang besar, dia bekerja keras untuk mengumpulkan banyak uang. Akhirnya uangnya pun berhasil dia kumpulkan. Kemudian dia mulai mengerjakan robotnya. Dia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Atas usahanya yang sungguh-sungguh, akhirnya dia berhasil menyelesaikan robotnya. Setelah melalui beberapa percobaan, ternyata robotnya berhasil berfungsi dengan baik, Robot ini banyak membantu pekerjaannya. Tetapi ada satu kekurangannya yaitu tidak bisa tersenyum. Dia pun ingin memperbaiki kekurangan ini. Dia memikirkan berbagai macam cara untuk membuat robot ini bisa tersenyum. Dia ingin membuat robotnya semirip mungkin dengan manusia. Namun dia tidak berhasil.

Pada suatu hari, terjadi kebakaran di sebuah gedung. Dia dan robotnya pun segera pergi ke sana. Ada seorang anak kecil yang terperangkap di sana. Mereka pun bergegas masuk ke dalam gedung tersebut untuk menolong anak kecil itu. Dia pun berhasil mendapatkan anak kecil itu. Saat mau keluar, tiba-tiba tiang di depannya roboh. Namun berhasil ditahan oleh robotnya. Walaupun robot itu tidak bisa berbicara. Tetapi dia mengerti maksud dari robot itu. Robot itu seolah-olah mengatakan, “ Kalian harus segera keluar dari disini karena sebentar lagi gedung ini akan roboh. “ Mereka pun segera berlari menuju keluar. Sesampainya di jendela,
dia meneriakin robotnya, “ Cepat keluar! “. Robot itu hanya tersenyum dan seolah-olah mengatakan , “ kalian keluar dulu, nanti saya menyusul.”

Akhirnya dia dan anak kecil itu berhasil keluar dari gedung dengan
selamat. Namun, robotnya tidak sempat keluar dan roboh bersama gedung itu. Dia berharap robotnya masih bisa menyelamatkan diri. Tapi, setelah diselidiki, ternyata robotnya telah hancur. Pada masa itu, Di seluruh Jepang digegerkan oleh kisah robot itu. Di mana-mana terdapat profil robot itu. Walaupun si pekerja itu kecewa, dia merasa bangga sekali karena berhasil membuat robotnya tersenyum.

oleh : yen-yen, BVD - dhammacitta.org

Kisah Han dan Song - Hidup Bertetangga

Keluarga Han dan keluarga Song bertempat tinggal bersebelahan di propinsi Thai Chong beberapa abad silam. Han merupakan pedagang buah-buahan sedangkan Song pedagang tahu.Mereka bertetangga dan menjalankan usaha masing-masing di depan rumah mereka.

Suatu hari, ketika musim kemarau melanda propinsi Thai Chong mengakibatkan langkah kaki kuda yang menapak di atas tanah kering dan berlalu-lalang di depan rumah mereka menimbulkan debu-debu yang berterbangan ke segala penjuru.Debu-debu mengotori udara di sekitar tempat tinggal mereka, termasuk barang-barang dagangan mereka berdua. Song berniat baik untuk mencegah debu-debu di jalan berterbangan, menyirami jalan tanah di depan rumah mereka dan sekitarnya, termasuk jalan di depan rumah keluarga Han. Menyaksikan jalan di depan rumahnya disirami, Han bukannya berterimakasih, sebaliknya Han yang cenderung berpikiran negative dan terkenal suka mencari masalah dengan orang lain, menyalahkan Song. Han memperingati Song agar jangan menyirami jalan di depan rumahnya.

Selanjutnya Song hanya menyirami air di depan rumahnya saja. Merasa belum puas Han memberi peringatan kedua kali agar Song jangan sama sekali menyirami jalan. Song tidak menanggapi Han, sebagai akibatnya sebuah dendam tergores di hati Han. ”WAJARKAH ? MENGINGAT NIAT BAIK SONG? SERTA YANG DISIRAMINYA HANYALAH JALAN DI DEPAN RUMAHNYA SENDIRI?

Dendam yang tergores mengakibatkan Han tidak menyudahi usahanya dalam mencari kesalahan Song. Han mengalihkan permasalahan kepada pohon jeruk yang ditanam Song di halaman belakang rumahnya. Selama ini buah jeruk di dahan pohon yang tumbuh melewati pagar halaman Song dipetik dan dinikmati oleh Han. Namun Song tidak mempermasalahkannya, karena menurutnya itu adalah rejeki Han yang dapat turut menikmati buah jeruk yang ditanamnya. Malahan sebagian jeruk diberikan Song kepada Han untuk dijual tanpa meminta imbalan apapun. Kini Han mempermasalahkan daun-daun dan ranting pohon jeruk yang mengotori halaman belakangnya. Ia menuntut agar Song membersihkan halamannya. Song yang sabar membersikan halaman Han, kemudian ia memotong dahan-dahan pohon yang tumbuh melewati pagar halaman Han agar daun-daun dan ranting pohon jeruk tidak berjatuhan lagi di halaman umah Han. Sampai disini Han merasa dirugikan karena tidak dapat menikmati buah jeruk lagi, semakin menimbun dendam pada Song.

Beberapa hari kemudian , Han terperajat ketika Song mengantarkan sekeranjang jeruk ke rumahnya. Namun kebaikan Song masih saja dicurigai oleh Han. Setelah Song pulang, Han mengupasi seluruh jeruk di keranjang untuk meyakinkan dirinya apakah jeruk-jeruk tersebut beracun atau tidak. Akirnya sekeranjang jeruk tersebut tidak dapat dijual lagi, dan jeruk yang telah dikupas kulitnya tidak habis dimakan Han sehingga banyak terbuang. Atas ketabahan dan kebaikan Song, Han mulai menyadari kekeliruan-kekeliruannya. Namun Han belum sepenuhnya berubah. Suatu sore , saat hujan mengguyur dan mengakibatkan banjir, Han menyalahkan Song yang rumahnya terletak di dataran yang lebih tinggi sehingga air dari halaman rumah Song mengalir ke rumahnya, karena Song tidak dapat mencegah sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah, mengakibatkan Han murka, ia melaporkan Song ke pejabat setempat.

Han berkata pada pejabat bahwa Song menyebabkan seluruh barang di rumahnya terendam air. Pejabat menanyakan berapa kerugian yang dialami Han. Han menjawab sebesar 20 Tael emas, namun bisa dicicil 5 kali. Pejabat menanyakan dari mana dia tahu bahwa Song sanggup membayarnya. Han menjawab biasanya apapun permintaan atau tuntutan nya pada Song pasti ia akan menyanggupinya. Song berkata kepada pejabat bukan kemauannya air mengalir merendami rumah Han. Pejabat lalu berkata kepada Han, Song akan mengganti seluruh kerugianmu bila anda dapat membuktikan air mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Han tesipu malu atas kebijaksanaan sang pejabat. Han tidak sanggup melakukannya, sehingga masalah dianggap selesai.

Ditengah perjalanan pulang, Han tersandung akar pohon, sehingga jatuh terjerebab, ia mengalami patah kaki. Menyaksikan kemalangan Han, Song memapahnya ke tabib, setelah diobati Song memapahnya hingga kembali kerumahnya. Sejak saat itu Han tidak lagi mencari kesalahan/masalah kepada Song. Ia telah benar-benar menyadari kesalahan dan kekeliruannya. Akhirnya kedua keluarga tersebut hidup rukun dan harmonis.

Segala Yang Kita Lakukan Akan Kembali Pada Diri Kita


Bryan hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.

Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.

Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?

Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata ” saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam mobil bukankah disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan.

Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak.

Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum.

Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu
pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari
nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita itu ” Bila ia benar-benar ingin membalas jasanya, maka apabila suatu saat nanti
apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut “…dan ingatlah pada saya”.

Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.

Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan

Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara diam-diam.

Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan
secarik kertas diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita
itu:

“Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan:

“Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang”.

Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu.

Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran
bayinya?

Ia tau bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut sambil berbisik :”semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan”

“Segala sesuatu yang kita lakukan akan selalu berputar ke diri kita kembali”, therefore, don’t ever to stop to do good things in your life..

10 budaya dan kelebihan semut

PEDULI

Peduli dan peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungan-nya serta selalu memelihara rasa cinta kasih kepada sesama.

POSITIF & ANTUSIAS

Selalu antusias dalam berpikir dan bertindak demi mencapai tujuan berusaha. Namun segala pemikiran dan tindakan tersebut bersifat positif demi menjaga kelangsungan usaha.

INISIATIF

Memiliki inisiatif dalam menjalankan usaha berdasarkan motivasi yang kuat untuk maju dan mencapai tujuan tanpa menunggu komando, dan tanpa menyimpang dari kebijakan perusahaan atau negara.

RENDAH HATI

Berusaha selalu optimis dalam setiap langkah, namun tidak sombong dan selalu menghargai serta menghormati orang lain.

KREATIF & INOVATIF

Selalu kreatif dalam berusaha dengan melakukan berbagai inovasi agar dapat memenang-kan persaingan dan menjadi Leader dalam lingkungannya.

DISIPLIN & BERTANGGUNG JAWAB

Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan hidup kegiatan usaha. Untuk itu, diperlukan disiplin yang tinggi dalam menjalankan semua peraturan/ketentuan demi mencapai tujuan.

KERJASAMA

Mampu menjalin kerjasama untuk menggalang kemitraan dengan semua kalangan dalam menjalankan tugas agar sukses mencapai tujuan.

PRODUKTIF

Bekerja secara profesional, tekun, dan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal.

KOMITMEN & TABAH

Memiliki komitmen yang tinggi terhadap semua keputusan/peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab melaksanakannya tanpa tawar-menawar.

KOMUNIKATIF

Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menguasai tekniknya secara baik, sehingga mampu menyampaikan segala informasi yang diperlukan tanpa menimbulkan kesalah-pahaman.