Wednesday, February 25, 2009

Hidup Bahagia Dengan Mengenal Pikiran Kita


Semua mahluk hidup yang memiliki kesadaran (bahkan yang terkecil sekalipun) pasti memiliki tiga karakter dasar yaitu tubuh, ucapan dan pikiran. Tubuh adalah bagian fisik yang terus berubah. Ucapan mengacu pada semua jenis komunikasi dalam bentuk suara, kata-kata, gerakan, dan ekspresi wajah. Pikiran lebih sulit dijelaskan karena pikiran bukan sebuah benda yang bisa kita tunjuk seperti tubuh dan ucapan. Ribuan buku dan artikel telah ditulis untuk mencoba menjelaskan bagian misterius dari mahluk hidup ini. Meskipun bayak waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk menemukan apa dan di mana itu pikiran, tidak ada seorang pun yang bisa menemukannya.

Menurut hasil penelitian, disimpulkan bahwa pikiran tidak memiliki lokasi spesifik, bentuk, warna atau kualitas-kualitas lain yang nyata. Lebih mudah mengatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Tetapi secara sadar ataupun tidak sadar, kita berpikir dan merasa. Kita menderita ketika punggung kita sakit, kita bisa merasa sedih dan gembira. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Meskipun kita tidak bisa melihatnya, pikiran selalu hadir dan aktif.

Salah satu hal yang menarik dari pikiran kita adalah perubahan pola dalam pikiran. Ada sebuah contoh sederhana untuk menjelaskan ini. Jika kita takut kepada anjing, maka pikiran kita akan membuat sebuah pola (konsep) baru bahwa anjing itu menakutkan. Sehingga lain kali ketika saya melihat seekor anjing, pikiran saya akan mengingatkan saya bahwa anjing itu menakutkan. Dan pola ini akan menjadi semakin meyakinkan atau kuat hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.

Seandainya suatu hari kemudian, saya mengunjungi teman saya yang memelihara anjing, mula-mula saya takut mendengar anjing menggongong ketika saya mengetuk pintu rumah dan anjing tersebut keluar untuk mengendus saya. Tapi setelah beberapa saat, anjing tersebut mengenal saya dan duduk di kaki saya atau bahkan di pangkuan saya dengan tenang sehingga saya terkadang harus memindahkannya. Apa yang terjadi di pikiran anjing tersebut adalah pikirannya memberitahukan kepadanya bahwa si pemilik menyukai saya, dan anjing ini akhirnya merasa bahwa “orang ini asyik juga! “ Sementara itu, saya juga mulai berpikir, Mungkin anjing adalah binatang yang baik. Setiap kali saya mengunjungi teman saya, pola ini akan semakin kuat dan pola lama akan melemah, hingga akhirnya saya tidak takut pada anjing lagi. Jadi, pengalaman yang berulang-ulang dapat mengubah pandangan kita.

Apa yang mau disampaikan cerita di atas adalah bahwa pikiran itu merupakan sebuah pengalaman yang terus-menerus terekam, terjadi, dan berlipat seiring waktu. Pikiran kita pada dasarnya damai, seperti pikiran seorang anak kecil yang menemani orang tuanya menunjungi sebuah museum seni. Ketika orang tuanya sedang sibuk memberikan penilaian kepada karya seni yang dipamerkan, anak ini hanya melihat. Ia tidak bertanya apakah hasil karya A lebih baik daripada karya B. Cara pandangnya sungguh-sungguh murni dan tanpa penilaian. Kondisi seperti ini dalam Buddhis disebut dengan kedamaian sejati.

Ketika pikiran kita murni, kita akan terbebas dari penderitaan. Jika pada dasarnya pikiran kita murni, mengapa kita masih mengalami penderitaan? Pikiran bisa dianalogikan sebagai bongkahan emas yang tertutup lumpur. Yang mana yang lebih berharga : bongkahan emas yang tertutup lumpur atau bongkahan emas yang sudah dibersihkan? Sebenarnya, nilai kedua-duanya sama. Perbedaannya hanya terletak pada permukaannya saja. Pikiran kita pada dasarnya adalah damai dan murni. Bentuk-bentuk pikiran seperti “saya jelek”, “saya bodoh”, atau “saya bosan” seperti lumpur yang menutupi bongkahan emas. Sehingga banyak orang tidak menyadari hakikat sejati pikirannya. Selama kita tidak menyadari hakikat sejati kita, kita menderita.

Tetapi kita tidak perlu khawatir, sebab kotoran batin ini bisa dibersihkan seperti kita membersihkan lumpur yang menutupi bongkahan emas untuk mengembalikan kualitasnya. Menurut Buddha, hakikat sajati pikiran yang murni bisa dirasakan dengan cara membiarkan pikiran untuk tenang. Bagaimana caranya? Sesungguhnya, mengalami kedamaian sejati lebih mudah daripada minum air. Kita hanya perlu mengistirahatkan pikiran kita. Tidak butuh fokus atau usaha khusus. Seperti ketika kita baru saja menyelesaikan sebuah perjalanan yang panjang, kemudian segera beristirahat di kursi yang nyaman. Saat itu, tentu saja kita merasakan kenyamanan dan kedamaian. Kedamaian seperti ini lah yang dinamakan kedamaian sejati (tidak butuh usaha khusus untuk mencapainya).

Kondisi seperti ini dalam Buddhis dikatakan berada dalam keadaan meditasi tanpa objek. Salah satu kesulitan dalam meditasi tanpa objek adalah karena ia terlalu mudah untuk dilakukan. Akhirnya kita mudah sekali terjebak dalam bentuk-bentuk pikiran, perasaan dan sensasi lainnya. Untungnya, ada metode yang lebih mudah untuk menenangkan pikiran yaitu meditasi dengan objek. Dalam meditasi ini, kita menggunakan objek kita untuk menenangkan pikiran. Dalam meditasi dengan menggunakan objek, kita cukup menyadari semua informasi sensorik (objek) yang diterima indra kita.

Kita dapat menggunakan indra penglihatan untuk memeditasikan bentuk dan warna, pendengaran untuk meditasi pada suara, penciuman untuk meditasi bau, dan pengecapan untuk meditasi rasa, serta indra sentuhan untuk meditasi sensasi fisik. Daripada menjadikannya gangguan, informasi yang kita dapatkan dari indra kita dapat menjadi asset yang berharga untuk latihan kita. Apapun itu, kita bisa menjadikannya sebagai objek untuk mendukung meditasi kita. Sesungguhnya, inti dari meditasi adalah kesadaran. Kapan pun, di mana pun, ketika kita sedang menyadari pikiran kita, maka itu lah meditasi.

– sekian –

kutipan ini dapat dibaca selengkapnya di buku YM. Mingyur Rinpoche - The Joy of Living versi Bhs Indonesia ( tersedia di GRAMEDIA ). Rinpoche adalah guru meditasi dari Tibet yang berkeliling dunia memberikan ceramah dan mengajarkan meditasi secara cuma-cuma.

Sebuah Senyuman


Di Jepang, ada seorang pekerja sekaligus mahasiswa yang ingin membuat sebuah alat untuk mambantu pekerjaan dia sebagai pamadam kebakaran. Sekarang dia lagi menjalani pendidikan S2 di Tokyo. Pada suatu hari, sahabatnya mengajak dia untuk membuat sebuah robot. Ini adalah pertama kalinya dia membuat robot. Membuat robot adalah impiannya sejak kecil. Karena memerlukan biaya yang besar, dia bekerja keras untuk mengumpulkan banyak uang. Akhirnya uangnya pun berhasil dia kumpulkan. Kemudian dia mulai mengerjakan robotnya. Dia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Atas usahanya yang sungguh-sungguh, akhirnya dia berhasil menyelesaikan robotnya. Setelah melalui beberapa percobaan, ternyata robotnya berhasil berfungsi dengan baik, Robot ini banyak membantu pekerjaannya. Tetapi ada satu kekurangannya yaitu tidak bisa tersenyum. Dia pun ingin memperbaiki kekurangan ini. Dia memikirkan berbagai macam cara untuk membuat robot ini bisa tersenyum. Dia ingin membuat robotnya semirip mungkin dengan manusia. Namun dia tidak berhasil.

Pada suatu hari, terjadi kebakaran di sebuah gedung. Dia dan robotnya pun segera pergi ke sana. Ada seorang anak kecil yang terperangkap di sana. Mereka pun bergegas masuk ke dalam gedung tersebut untuk menolong anak kecil itu. Dia pun berhasil mendapatkan anak kecil itu. Saat mau keluar, tiba-tiba tiang di depannya roboh. Namun berhasil ditahan oleh robotnya. Walaupun robot itu tidak bisa berbicara. Tetapi dia mengerti maksud dari robot itu. Robot itu seolah-olah mengatakan, “ Kalian harus segera keluar dari disini karena sebentar lagi gedung ini akan roboh. “ Mereka pun segera berlari menuju keluar. Sesampainya di jendela,
dia meneriakin robotnya, “ Cepat keluar! “. Robot itu hanya tersenyum dan seolah-olah mengatakan , “ kalian keluar dulu, nanti saya menyusul.”

Akhirnya dia dan anak kecil itu berhasil keluar dari gedung dengan
selamat. Namun, robotnya tidak sempat keluar dan roboh bersama gedung itu. Dia berharap robotnya masih bisa menyelamatkan diri. Tapi, setelah diselidiki, ternyata robotnya telah hancur. Pada masa itu, Di seluruh Jepang digegerkan oleh kisah robot itu. Di mana-mana terdapat profil robot itu. Walaupun si pekerja itu kecewa, dia merasa bangga sekali karena berhasil membuat robotnya tersenyum.

oleh : yen-yen, BVD - dhammacitta.org

Kisah Han dan Song - Hidup Bertetangga

Keluarga Han dan keluarga Song bertempat tinggal bersebelahan di propinsi Thai Chong beberapa abad silam. Han merupakan pedagang buah-buahan sedangkan Song pedagang tahu.Mereka bertetangga dan menjalankan usaha masing-masing di depan rumah mereka.

Suatu hari, ketika musim kemarau melanda propinsi Thai Chong mengakibatkan langkah kaki kuda yang menapak di atas tanah kering dan berlalu-lalang di depan rumah mereka menimbulkan debu-debu yang berterbangan ke segala penjuru.Debu-debu mengotori udara di sekitar tempat tinggal mereka, termasuk barang-barang dagangan mereka berdua. Song berniat baik untuk mencegah debu-debu di jalan berterbangan, menyirami jalan tanah di depan rumah mereka dan sekitarnya, termasuk jalan di depan rumah keluarga Han. Menyaksikan jalan di depan rumahnya disirami, Han bukannya berterimakasih, sebaliknya Han yang cenderung berpikiran negative dan terkenal suka mencari masalah dengan orang lain, menyalahkan Song. Han memperingati Song agar jangan menyirami jalan di depan rumahnya.

Selanjutnya Song hanya menyirami air di depan rumahnya saja. Merasa belum puas Han memberi peringatan kedua kali agar Song jangan sama sekali menyirami jalan. Song tidak menanggapi Han, sebagai akibatnya sebuah dendam tergores di hati Han. ”WAJARKAH ? MENGINGAT NIAT BAIK SONG? SERTA YANG DISIRAMINYA HANYALAH JALAN DI DEPAN RUMAHNYA SENDIRI?

Dendam yang tergores mengakibatkan Han tidak menyudahi usahanya dalam mencari kesalahan Song. Han mengalihkan permasalahan kepada pohon jeruk yang ditanam Song di halaman belakang rumahnya. Selama ini buah jeruk di dahan pohon yang tumbuh melewati pagar halaman Song dipetik dan dinikmati oleh Han. Namun Song tidak mempermasalahkannya, karena menurutnya itu adalah rejeki Han yang dapat turut menikmati buah jeruk yang ditanamnya. Malahan sebagian jeruk diberikan Song kepada Han untuk dijual tanpa meminta imbalan apapun. Kini Han mempermasalahkan daun-daun dan ranting pohon jeruk yang mengotori halaman belakangnya. Ia menuntut agar Song membersihkan halamannya. Song yang sabar membersikan halaman Han, kemudian ia memotong dahan-dahan pohon yang tumbuh melewati pagar halaman Han agar daun-daun dan ranting pohon jeruk tidak berjatuhan lagi di halaman umah Han. Sampai disini Han merasa dirugikan karena tidak dapat menikmati buah jeruk lagi, semakin menimbun dendam pada Song.

Beberapa hari kemudian , Han terperajat ketika Song mengantarkan sekeranjang jeruk ke rumahnya. Namun kebaikan Song masih saja dicurigai oleh Han. Setelah Song pulang, Han mengupasi seluruh jeruk di keranjang untuk meyakinkan dirinya apakah jeruk-jeruk tersebut beracun atau tidak. Akirnya sekeranjang jeruk tersebut tidak dapat dijual lagi, dan jeruk yang telah dikupas kulitnya tidak habis dimakan Han sehingga banyak terbuang. Atas ketabahan dan kebaikan Song, Han mulai menyadari kekeliruan-kekeliruannya. Namun Han belum sepenuhnya berubah. Suatu sore , saat hujan mengguyur dan mengakibatkan banjir, Han menyalahkan Song yang rumahnya terletak di dataran yang lebih tinggi sehingga air dari halaman rumah Song mengalir ke rumahnya, karena Song tidak dapat mencegah sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah, mengakibatkan Han murka, ia melaporkan Song ke pejabat setempat.

Han berkata pada pejabat bahwa Song menyebabkan seluruh barang di rumahnya terendam air. Pejabat menanyakan berapa kerugian yang dialami Han. Han menjawab sebesar 20 Tael emas, namun bisa dicicil 5 kali. Pejabat menanyakan dari mana dia tahu bahwa Song sanggup membayarnya. Han menjawab biasanya apapun permintaan atau tuntutan nya pada Song pasti ia akan menyanggupinya. Song berkata kepada pejabat bukan kemauannya air mengalir merendami rumah Han. Pejabat lalu berkata kepada Han, Song akan mengganti seluruh kerugianmu bila anda dapat membuktikan air mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Han tesipu malu atas kebijaksanaan sang pejabat. Han tidak sanggup melakukannya, sehingga masalah dianggap selesai.

Ditengah perjalanan pulang, Han tersandung akar pohon, sehingga jatuh terjerebab, ia mengalami patah kaki. Menyaksikan kemalangan Han, Song memapahnya ke tabib, setelah diobati Song memapahnya hingga kembali kerumahnya. Sejak saat itu Han tidak lagi mencari kesalahan/masalah kepada Song. Ia telah benar-benar menyadari kesalahan dan kekeliruannya. Akhirnya kedua keluarga tersebut hidup rukun dan harmonis.

Segala Yang Kita Lakukan Akan Kembali Pada Diri Kita


Bryan hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.

Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.

Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?

Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata ” saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam mobil bukankah disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan.

Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak.

Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum.

Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu
pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari
nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita itu ” Bila ia benar-benar ingin membalas jasanya, maka apabila suatu saat nanti
apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut “…dan ingatlah pada saya”.

Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.

Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan

Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara diam-diam.

Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan
secarik kertas diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita
itu:

“Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan:

“Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang”.

Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu.

Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran
bayinya?

Ia tau bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut sambil berbisik :”semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan”

“Segala sesuatu yang kita lakukan akan selalu berputar ke diri kita kembali”, therefore, don’t ever to stop to do good things in your life..

Wednesday, January 28, 2009

Kata-Kata Bijak dari Dalai Lama


Dalai Lama adalah salah satu pemimpin spiritual & pemerintahan di Tibet. Karena diburu dan mau ditangkap oleh Pemerintah China, Beliau melarikan diri dari Tanah Kelahirannya. Harapannya Ia dapat kembali ke tanah airnya dengan damai. Ia menyebarkan pesan-pesan bijak & cinta kasih ke seluruh dunia.

Berikut ini kata-kata bijak dari Dalai Lama. Setelah direnungkan, ada benarnya juga ya :)

1- Kebahagian tidak terjadi begitu saja. Itu muncul dari hasil perbuatan kita.

2- Jika Mampu, Tolong & Bantulah Orang Lain. Jika Tidak, Setidaknya jangan mencelakan orang lain.

3- Jika kamu ingin orang lain bahagia, praktekan welas asih. Jika kamu sendiri mau bahagia, praktekan welas asih.

4- Agama saya sangat sederhana. Agama saya adalah Kebajikan.

5- Ingat !!! Tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, kadang2 adalah sebuah berkah.

6- Kekuasaan utama mesti tidak mengutamakan alasan dan analisa kritis individu itu sendiri saja.

7- Kita bisa hidup tanpa agama dan meditasi, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa kasih sayang sesama manusia.

8- Kita tidak akan pernah mendapatkan kedamaian diluar diri kita sendiri sampai kita damai dengan diri kita sendiri.

9- Berbuat baiklah jika memungkinkan. Sebenarnya, Itu selalu mungkin.

10- Jika kamu takut akan rasa sakit atau penderitaan, kamu seharusnya cari cara, apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya. Jika kamu bisa, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika kamu tidak bisa berbuat banyak, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan juga.

11- Jika kamu tidak mencintai dirimu sendiri, Kamu tidak akan bisa mencintai orang lain. Kamu tidak akan mampu. Jika kamu tidak punya welas asih terhadap dirimu sendiri, maka kamu tidak akan bisa mengembangkan welas asih terhadap orang lain.

12- Potensi seluruh manusia adalah sama. Perasaan kamu yang bilang ” Aku tidak berharga” adalah salah. Salah sama sekali. Kamu menipu dirimu sendiri. Kita semua memiliki kekuatan dalam batin kita, jadi apa yang kurang ? Jika kamu punya tekad, kamu dapat mengubah apapun. Kamu adalah guru bagi dirimu sendiri.

13- Kita mesti menyadari, Penderitaan satu orang atau satu bangsa adalah Penderitaan bagi seluruh umat manusia. Kebahagiaan satu orang atau satu bangsa adalah Kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.

14- Melalui kekerasan, kamu mungkin “mengatasi” masalah, Tetapi kamu telah “menanam” benih kemunculan masalah-masalah baru.

15- Sebagaimana kita bisa hidup di zaman sekarang, maka kita mesti juga memikirkan generasi mendatang : Sebuah lingkungan yang bersih & sehat adalah layaknya seperti sebuah hak azasi. Merupakan tanggung jawab kita kepada generasi penerus untuk menjaga bumi, melestarikan lingkungan.

16- Menaklukkan diri sendiri adalah lebih baik dari pada menaklukkan ribuan musuh dalam peperangan.

17- Ada sebuah istilah di tibet, “Musibah seharusnya dimanfaatkan menjadi sumber kekuatan”. Tidak perduli seberapa kesulitan yang kita alami, betapa menyakitkkan keadaan tersebut, Jika kita sampai kehilangan harapan, maka itu benar-benar merupakan musibah.

18- Makhluk apa pun yang berdiam di bumi, apakah manusia atau hewan, masing-masing memiliki peran, masing-masing dengan jalannya sendiri, untuk memperindah dan memperkaya dunia ini.

19- Sebuah sendok tidak dapat merasakan nikmatnya makanan. Sebagaimana orang bodoh yang tidak mengerti kebijaksanaan seseorang, walapun dia bergaul dengan orang suci.

20- Dalam memperjuangkan kebebasan, Kebenaran adalah satu-satunya senjata / pegangan.

Tuesday, January 27, 2009

Rahasia si Untung......


Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?

Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.

Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.

Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.

Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.

Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk termans semua.

Siap mulai menjadi si Untung?

Katakan “TIDAK” pada gosip


“Eh…eh….lo taw ga seeeh…..si itu kan bgini bgini bgini lho….” dan banyak lagi kalimat2 sejenis yg mungkin sering kita dengar ataw bahkan ucapkan yg berbau/mengarah kpada pembicaraan ttg brita/gosip mengenai org lain ; baik itu seleb…gebetan/pacar…orang2yg kita kenal….sampe org2 yg ga/blm kita kenal.

Mungkin bagi kita yg tidak menyukai kgiatan bergunjing/bergosip seperti itu bertanya2 kenapa banyak banget orang2 yg malah suka bgt hal2 yg berbau gossip sperti itu…. yaaa… mungkin slain krn sudah sangat terbiyasa dengan hal itu dan kurang memahami ttg agama,mungkin karna mereka juga manusia yg sangat bisa terpengaruh oleh ligkungan sekitarnya….misalnya kalo seseorang bergaul dengan orang2 yg seluruhnya sangat mengemari hal2 sperti itu , walawpun pada awalnya ia tidak menyukai hal tsb , tapi sangat mungkin dkemudian hari ia pun akan ikut2 menyukai hal2/kegiyatan2 seperti itu…

Selain itu , Media pun sbenarnya menjadi salah satu pnyebab kenapa gosip/ghibah menjadi seperti sudah sangat mem-budaya…. Liat aja contohnya ; mulay dari banyak banget layanan2 sms yg menyediakan jasa memberikan gossip/kabar terbaru dr para seleb…halaman2 majalah/tabloid yg di isi dengan issue2 murahan plus ga penting ttg para seleb…dtambah lg,mulay dr pagi sampe sore,banyak media pertelevisian n radio yg menyajikan gossip mengenai selebritis baik itu seleb luar mawpun seleb dlm negri sendiri padahal jelas2 it hal2 yg tdk berbobot , hanya mnambah dosa dan membuang2 waktu…

Kenapa bergosip alias bergunjing alias berghibah itu tidak berbobot…? Ya iyaaaalaaaah…. Emang apa manfaatnya bagi kita? Apa itu akan menjadi salah satu soal yg kluar pada saat kita tes/ujian/ulangan? Apa dengan kita taw gosip terbaru itu membuat ilmu pngetahuan kita bertambah luas? lagipula…daripada banyak pngetahuan tentang gosip2 gitu,mendingan banyak pngetahuan tentang hal2 yg lebih berguna seperti apa aja yg udah tjadi dgn bangsa ini slm sekian kurun waktu ataw tau perkembangan ekonomi,teknologi,politik,dll di dalam negri n di luar negri atawpun hal2 positip lainya.

Terus…kok bergosip alias bergunjing alias berghibah itu bisa menambah dosa…?? yaaa….soalnya kan bergunjing itu byasanya ga cukup cuman satu kali….n byasanya kita akan terus menerus bergunjing n jadi terbiyasa dengan itu sampe2 kita sendiri juga ga sadar bahwa yg kita lakukan itu sdh termasuk bergunjing…. and dengan begitu…walawpun misalnya dosa ghibah itu termasuk dosa kecil pun , karna dlakukan berulang-ulang kali…. sangat mungkin dosa yg dtimbulkanya jauh lebih besar daripada dosa yg dtimbulkan karna kita mlakukan dosa besar satu kali .

Slain itu , Firman allah dlm q.s al-hujurat ; 12 ttg larangan berghibah :
“hai org2 yg beriman, jauhilah kbanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari kesalahan org lain , dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yg lain . suka-kah kalian memakan daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya . dan bertakwalah kepada allah . sesungguhnya allah maha penerima tobat . ”

Slain itu,mnurut Yusuf Qardhawi dalam “halal dan haram dalam islam” , Ghibah adalah keinginan untuk menghancurkan orang, suatu keinginan untuk menodai harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain, sedang mereka itu tidak ada di hadapannya. Ini menunjukkan kelicikannya, sebab sama dengan menusuk dari belakang. Sikap semacam ini salah satu bentuk daripada penghancuran. Sebab ini berarti melawan orang yang tidak berdaya. Ghibah disebut juga suatu ajakan merusak, sebab sedikit sekali orang yang lidahnya dapat selamat dari cela dan cerca.

Terus , Kenapa bergosip alias bergunjing alias berghibah itu membuang-buang waktu?

Karena ga ada manfaatnya sama sekali bagi kita… misalnya ada seleb yg digosipin cinlok sama lawan maenya dlm swatu film…. So what? Lha yg jatuh cinta dia , kok qt yg repot…? Trs…misalnya seorang temen mengatakan “eh…si itu tuh bgini bgini dan bgini” so…?? Kalo emang bener dia gt kenapa n kalo ternyata dia ga bgitu juga kenapa…?? Ngapain harus ngabisin waktu untuk hal2 yg sia2 seperti itu…apalagi kalo pake acara nyempein/ngaduin org yg ngomong itu ke org yg djadikan bahan omonganya itu…itu sama saja dengan ngadu domba…! ataw kalo kita udah pake acara nyebarin brita/gossip ke org2 n ternyata tuh gosip salah…..ya….bisa2 kita ga sadar bahwa itu sudah bukan hanya ghibah aja tapi juga sudah jadi suuzon ataw bahkan pitnah and itu termasuk dosa besar.

So… ngapain ngabisin waktu untuk bergosip/berggunjing…?slain hal2 spt itu ga berbobot , mnimbulkan dosa n buang2 waktu, itu juga bisa membuat imej yang ga bagus tentang kita…. yaa….kecuali kalo udah sangat terbiyasa dengan imej “bigos” alias biang gosip ataw perumpi/penggosip dan ga menganggap imej seperti itu adalah imej yg memalukan/ga bagus….

And dengan menghindari dr hal2 yg ga berguna sperti bergosip/bergunjing spt itu ,slain dpt menghindarkan diri dari mlakukan dosa besar , smoga aja allah menggolongkan kita pada golongan org2 yg menjauh dr perkara2/hal2 ga berguna yg dsayangi oleh allah pluz di rindu surga….

So,say no to bergossip right now….!! kalo bukan skarang , kapan lagi….? jangan sampe kita baru berpikir untuk berhenti mlakukan dosa stelah kita melihat malaikat izrail hendak mencabut nyawa kita…..

sumber : dudung.net - ailovyu88@yahoo.com

Mengenali Diri - Langkah Menuju Kebahagiaan & Keberhasilan

Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa
dapat ditelusuri jauh ke dalam diri anda. Karena andalah yang
menjalani semua ini. Bukan orang lain. Hanya saja, terlalu
banyak orang tak mau memikul tanggung jawab itu. Bagi
mereka mempertanggungjawabkannya adalah beban. Padahal, tak
seorang pemimpin pun tak merasakan kebebasan setelah berani
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dan, tanggung
jawab tertinggi untuk mencapai kebebasan murni adalah
bertanggung jawab atas diri sendiri.

Seorang bijak pernah menulis demikian: “Amatilah
pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu. Amatilah ucapanmu, karena
akan menjadi tindakanmu. Amatilah tindakanmu, karena akan
menjadi kebiasaanmu. Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi
karaktermu. Amatilah karaktermu, karena akan menjadi
nasibmu.”

Di atas semua itu, amatilah diri anda. Hanya mereka yang
mengenal dirinyalah yang akan mencapai ketenangan diri
yang sesungguhnya.

Saturday, January 24, 2009

Pesan & Nasehat Warren Buffet, Orang Terkaya di Dunia


Akhirnya dominasi Bill Gates memudar juga. Setelah 13 tahun berturut-turut bercokol sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, pendiri raksasa peranti lunak Microsoft itu tergeser juga dari tahtanya. Tahun ini, orang terkaya sejagad adalah Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor yang ketajaman pikirannya amat luar biasa sehingga ia diibaratkan sebagai perpaduan antara fisikawan Einstein, seniman Picasso dan raja kaya raya pencipta koin emas Croesus, dalam satu tubuh. ( sumber : http://www.sudutpandang.com/ )

Berikut ini adalah wawancara yang pernah ia lakukan dengan CNBC.

Dalam wawancara tersebut ditemukan beberapa aspek menarik dari hidupnya :

Ia membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan ia sekarang menyesal karena tidak memulainya dari masih muda.
Pesan : Anjurkan anak anda untuk berinvestasi [ Encourage your children to invest ]

Ia membeli sebuah kebun yang kecil pada umur 14 tahun dengan uang tabungan yang didapatinya dari hasil mengirimkan surat kabar.
Pesan : Dorong Anak Anda untuk mulai belajar berbisnis [ Encourage your children to start some kind of business ]

Ia masih hidup di sebuah rumah dengan 3 kamar berukuran kecil di pusat kota Ohama, yang ia beli setelah ia menikah 50 tahun yang lalu.
Ia berkata bahwa ia mempunyai segala yang ia butuhkan dalam rumah itu.
Meskipun rumah itu tidak ada pagarnya.
Pesan : Jangan membeli apa yang tidak dibutuhkan, dan dorong Anak Anda berbuat yang sama. [ Don’t buy more than what you “really need” and encourage your children to do and think the same ]

Ia selalu mengemudikan mobilnya seorang diri jika hendak bepergian dan ia tidak mempunyai seorang supir ataupun keamanan pribadi.
Pesan : Jadilah apa adanya. [ You are what you are ]

Ia tidak pernah bepergian dengan pesawat jet pribadi, walaupun ia memiliki perusahaan pembuat pesawat jet terbesar di dunia.
Pesan : Berhematlah [ Always think how you can accomplish things economically ]

Berkshire Hathaway, perusahaan miliknya, memiliki 63 anak perusahaan.
Ia hanya menuliskan satu pucuk surat setiap tahunnya kepada para CEO dalam perusahaannya, menyampaikan target yang harus diraih untuk tahun itu.
Ia tidak pernah mengadakan rapat atau menelpon mereka secara reguler.
Pesan : Tugaskan pekerjaan kepada orang yang tepat [ Assign the right people to the right jobs ]

Ia hanya memberikan 2 peraturan kepada para CEOnya.
Peraturan nomor satu adalah : Jangan pernah sekalipun menghabiskan uang para pemilik saham.
Peraturan nomor dua : Jangan melupakan peraturan nomor satu.
Pesan : Buat Tujuan yang jelas dan yakinkan mereke untuk fokus ke tujuan. [ Set goals and make sure people focus on them ]

Ia tidak bersosialisasi dengan masyarakat kalangan kelas atas.
Waktu luangnya di rumah ia habiskan dengan menonton televisi sambil makan pop corn.
Pesan : Jangan Pamer, Jadilah diri sendiri & nikmati apa yang kamu lakukan [ Don’t try to show off, just be your self and do what you enjoy doing ]

Bill Gates, orang terkaya di dunia bertemu dengannya untuk pertama kalinya 5 tahun yang lalu.
Bill Gates pikir ia tidak memiliki keperluan yang sangat penting dengan Warren Buffet, maka ia mengatur pertemuan itu hanya selama 30 menit.
Tetapi ketika ia bertemu dengannya, pertemuan itu berlangsung selama 10 jam dan Bill Gates tertarik untuk belajar banyak dari Warren Buffet.

Warren Buffet tidak pernah membawa handphone dan di meja kerjanya tidak ada komputer.

Berikut ini adalah nasihatnya untuk orang-orang yang masih muda:

Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Anda sendiri dan ingat :

Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang.

Hiduplah secara sederhana.

Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang menurut Anda baik.

Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang sekiranya nyaman bagi Anda.

Jangan memboroskan uang Anda untuk hal-hal yang tidak diperlukan;
gunakanlah uang untuk membantu mereka yang kekurangan.

Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Anda sendiri.
Andalah yang mengendalikan hidup Anda sepenuhnya.

Source

Anda dapat download slide Wawancara ini -> LessonFromBuffett.pps


Kisah Sebuah Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Itu tergantung bagaimana kita menyiasati pekerjaan dan tugas kita, bila kita bisa bagi2 menjadi fragmen-fragmen yang kecil.

Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.

Anak yang berdoa bukan agar menang

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsingkan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalurl lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo…ayo…cepat…cepat, maju…maju”, begitu teriak mereka. Ahha… sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati “Terima kasih.”

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu disehkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Mark.

Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku , hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Renungan :

Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon kepada Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukanlah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan- Nya, dan panduan-Nya?

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh.

sumber : http://alyas-arnhas.blogspot.com/

Mencintai & Menikmati Pekerjaan

Jika Anda menikmati apa yang Anda kerjakan, kesuksesan adalah milik Anda.
Jika Anda tidak menikmati apa yang Anda kerjakan,
Anda tidak akan menjadi sukses.
Mencintai pekerjaan Anda akan merubah segalanya.
Pekerjaan adalah kasih yang dinyatakan.

Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan yang sejati
kecuali Anda menyukai apa yang Anda kerjakan.
Kesempatan Anda untuk kesuksesan akan sama
dengan jumlah kenikmatan yang
Anda peroleh dalam pekerjaan Anda.
Jika Anda memiliki pekerjaan yang Anda tidak sukai,
hadapilah hal itu atau keluarlah.
Pekerjaan adalah hadiah, bukan hukuman.
(anonymous)

Mencintai & Menikmati Pekerjaan

Setiap individu tentunya akan sangat mengimpikan untuk memperoleh suatu pekerjaan setelah mereka menyelesaikan berbagai pendidikan sejak dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Secara umum, pekerjaan dapat didefinisikan sebagai semua aktifitas yang menghasilkan uang. Namun adakalanya dalam sistem masyarakat pribumi cenderung orang belum dianggap bekerja apabila mereka tidak memiliki status sebagai karyawan/pegawai, baik itu di swasta maupun pemerintahan. Budaya masyarakat kita masih menganggap orang yang bekerja dan menyandang status sebagai karyawan memiliki prestise yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang telah bekerja juga tetapi tidak menyandang status karyawan, misalnya berdagang, bermusik, bertani, nelayan, dsb. Berbagai aktifitas yang terakhir disebutkan pada taraf tertentu masih belum memiliki prestise yang baik dalam pandangan masyarakat kita.

Oleh karena itu sangat beruntung orang yang mempunyai pekerjaan dengan memiliki status sebagai karyawan baik itu di swasta, BUMN maupun pemerintahan, apapun itu asalkan baik dan halal. Setidaknya, lebih mempunyai aktivitas dalam mencari penghasilan dibanding dengan (maaf), seorang pengangguran. Namun, adakalanya orang yang bekerja dengan status sebagai karyawan bekerja dibawah tekanan, dalam arti tidak merasa nyaman ketika melakukan pekerjaan itu. Berbeda halnya dengan orang yang bekerja sebagai pedagang, petani ataupun nelayan, mereka tidak menyandang status karyawan, tetapi mereka memiliki kebebasan untuk mengatur cara mereka dalam bekerja.

Orang mungkin beranggapan hal semacam ini wajar. Tapi menurut saya, akan lebih baik ketika menikmati pekerjaan kita, walau berat tapi mengasyikkan. Kita berharap begitu, Namun jika kita tetap juga tidak mampu untuk berusaha menyenangi pekerjaan yang kita lakukan, keluarlah dari pekerjaan kita saat ini dengan syarat kita harus memiliki pilihan dan rencana pekerjaan lain yang hendak kita lakukan jika kita telah resign dari pekerjaan kita saat ini. Jika tidak berusahalah untuk senantiasa bersyukur atas pekerjaan yang telah kita miliki saat ini. Saya akan berbagi sedikit mengenai pengalaman saya dalam menyikapi suatu pekerjaan.

Saya pernah bekerja pada sebuah perusahaan asuransi. Jam bekerja pada Asuransi sebenarnya standar seperti jam-jam bekerja pada perusahaan-perusahaan lainnya, ketika itu saya bekerja mulai dari jam 8.00 hingga jam 17.00. namun aktifitas lembaga keuangan yang cukup menyita, membuat saya pada hari-hari tertentu harus pulang agak lebih lambat dari biasanya. Awalnya ini cukup memberikan tekanan bagi saya. Namun lama kelamaan saya bisa menerima keadaan ini.

Beberapa bulan berlalu, saya cukup menikmati pekerjaan yang saya miliki, namun masih ada yang mengganjal di dalam diri saya, SK pengangkatan saya di perusahaan tersebut adalah sebagai Staf Administrasi Keuangan, namun dalam perjalanannya beberapa bidang pekerjaan yang diluar Aministrasi Keuangan pun harus saya rangkap karena adanya efisiensi dari perusahaan dengan dibatalkannya proses rekruitmen Staf Administrasi Teknik dan Customer Service. Lama kelamaan beban pekerjaan yang harus saya tangani pun semakin meningkat. Job Description yang sangat tidak jelas seperti ini akhirnya membuat saya harus mengambil keputusan untuk keluar dari perusahaan ini. Keputusan ini saya ambil karena saya telah memiliki pilihan untuk bekerja di bidang lain yang saya yakini saya mampu untuk memperolehnya dan menjalaninya.

Tanpa meninggalkan status pekerjaan yang lama saya pun mencoba untuk mengikuti tes penerimaan tenaga pengajar pada sebuah perguruan tinggi negeri, dan alhamdulillah, akhirnya berhasil diterima. Setelah SK saya sebagai tenaga pengajar keluar, barulah saya resign dari perusahaan asuransi. Saya hanya mampu bertahan di perusahaan asuransi ini dalam masa 1 tahun 11 bulan. Dunia yang betul-betul baru saya hadapi, dari dunia keuangan, kini menjadi dunia akademisi. Proses adaptasi dengan dunia baru ini pun saya jalani lebih cepat dibandingkan ketika saya harus beradaptasi dengan sistem bekerja pada lembaga keuangan. Job Description saya pun sangat jelas ketika berada di dunia akademis, hal inilah yang membuat saya lebih tenang dan menyenangi melakukan pekerjaan baru ini.

Dari dua pengalaman saya bekerja pada lingkungan yang berbeda saya dapat mengambil kesimpulan. Pertama, setiap bidang pekerjaan tentunya memiliki resiko tersendiri. Kedua, tidak ada bidang pekerjaan yang ideal yang dapat memenuhi semua harapan kita, tetapi yang harus kita usahakan adalah mendapatkan pekerjaan yang dapat menghargai prestasi dan memberikan prestise tersendiri bagi kita. Ketiga, hampir dapat dipastikan dimanapun kita bekerja kita akan menghadapi berbagai konflik, meskipun kita tidak terlibat di dalamnya namun pasti kita akan melihatnya ada di hadapan kita. Untuk permasalahan ini semuanya terpulang kepada kita bagaimana dalam menyikapinya. Keempat, jumlah nominal gaji merupakan hal yang penting namun bukan merupakan faktor utama dalam mendukung kinerja dan kepuasan kita. Dalam jangka pendek memang hal itu bisa mempengaruhi, namun dalam jangka panjang, penghargaan atas prestasi dan jalinan komunikasi yang baik di dalam dunia kerja merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kinerja dan kenyamanan dalam bekerja dibandingkan dengan gaji yang tinggi. Ada beberapa teman saya yang masih juga mengeluh dengan pekerjaannya meskipun nominal gaji yang diterimanya sangat besar. Alasan utamanya adalah karena suasana dan sistem kerja yang tidak menunjang. Saya juga mengalami hal ini, saya rela melepaskan tawaran untuk kenaikan gaji, tambahan fasilitas dan status jika saya terus bekerja di perusahaan asuransi demi untuk mendapatkan pekerjaan baru yang lebih memberikan jaminan terhadap penghargaan atas prestasi dan bidang tugas yang jelas.

Semua permasalahan diatas pasti akan kita jumpai dimanapun kita bekerja. Namun yang harus menjadi pegangan bagi kita adalah apakah kita menyenangi pekerjaan yang kita lakukan atau tidak dan bidang tugas yang kita tangani juga harus jelas. Jika dua hal ini telah kita miliki insya Allah kita akan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi dalam lingkungan tempat kita bekerja.

Lain lagi dengan yang dialami oleh teman saya, proses adaptasi yang harus dilaluinya untuk bekerja pada sebuah Bank Pemerintah harus dijalani dengan amat susah payah, jam kerja yang sangat menyita waktu, lokasi yang berada di wilayah kabupaten, jauh dari sanak saudara, dan beragam konflik internal membuatnya sangat tertekan menghadapi pekerjaannya saat ini.

Saya pernah bertukar pikiran dengan ayah dan ibu saya dan berbicara panjang lebar tentang adaptasi dalam dunia kerja. Yang cukup memberikan dorongan bagi saya ketika itu adalah salah satu ucapan mereka yaitu “Bersyukur dan tetaplah tegar, semua pasti ada jalan keluarnya”, begitu katanya setelah panjang lebar saya menceritakan keadaan saya sewaktu masih bekerja di perusahaan asuransi. Terlihat klasik memang, pandangan yang sangat simple pula. Hanya itu yang bisa mereka berikan. Bersyukur, begitulah seharusnya karena minimal kerjaan sudah ada, bisa jadi karyawan dengan jalan wajar dan tes yang cukup rumit, tidak dengan menyuap, bukankah perlu disyukuri. Selanjutnya adalah sikap tegar. Ketika dihadapkan pada berbagai masalah, dilematis memang. Tegar, adalah kata yang tepat untuk itu. Memang kadang masalah begitu besar. Tapi, toh kita sendiri yang punya ukuran tentang besar kecilnya sebuah masalah. Dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Yakinlah !.

Ada beberapa tips yang pernah saya baca, tentang bagaimana kita bisa bahagia menikmati pekerjaan kita.. Semoga saja bisa membantu. Mudah-mudahan kita bisa menikmati pekerjaaan. Penghasilan dapat, hatipun senang.

(1) Bekerja adalah Ibadah
Bekerja untuk ibadah. Hal ini terkait dengan niat kita, apa yang kita lakukan, peras keringat, banting tulang, ketika diniatkan untuk ibadah, insya Allah akan memberikan semangat tersendiri dalam hati dan diri kita. Bagi seorang kepala keluarga misalnya, sungguh teramat mulia jika niatan ini selalu ada dalam sanubarinya. Hati menjadi ringan ketika melakukan pekerjaan, apalagi ketika terbayang akan sebuah tanggungjawab untuk memberikan nafkah bagi istri dan anak-anaknya. Semangat dan terus bersemangat bekerja lagi bukan.

(2) Persaudaraan Di Lingkungan Kerja.
Dalam lingkup kerja, memang tak saling kenal sebelumnya. Tetapi alangkah indahnya ketika kita memperlakukan rekan kerja sebagai seorang saudara. Dengan begitu, akan sulit bagi kita untuk terlalu iri, saling curiga berlebihan, apalagi saling menjatuhkan. Tak akan terbesit sikap demikian karena sama saja dengan manghancurkan saudara sendiri. Kalau kita melihat sesama karyawan misalnya melakukan kesalahan, tentu tak ada sikap lain bagi kita untuk mengingatkannya, tentunya dengan cara personal dari hati ke hati, bukan di tempat umum karena bisa menyakitkannya.

(3) Ciptakan Suasana Yang Nyaman.
Entah itu ruang kerja, dekorasi ruangan maupun suasana interaksi antar sesama. Membangun komunikasi empatik itu penting. Seperti saling menanyakan kabar baru, menjaga seyuman dan sapaan-sapaan ramah lainnya, termasuk canda tawa kadang diperlukan asalkan tak berlebihan. Ada canda tawa yang membuat suasana cair, tak hanya di level bawah, jajaran pimpinan pun kerap terlibat dalam canda tawa itu sehingga suasana kantor mengasyikkan. Begitulah, hari-hari begitu menyenangkan.

Bila anda tetap saja tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun yang bisa anda cintai dari kerja anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja. Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di sana. Hidup hanya sementara. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.

Inilah kunci yang membuat kita mencintai pekerjaan kita, hasilnya kita akan
bahagia menikmati pekerjaan kita.

Keep spirit and smart in your work !!.

by : Arif Perdana ( dari sebuah milist )

Kisah si Penebang Pohon

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”.

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang.

“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.

Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Istirahat bukan berarti berhenti , Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!

Resep Bahagia Ala Gotama

Inilah yang harus dikerjakan
oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.
Untuk mencapai ketenangan,
Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.

Merasa puas, mudah disokong/dilayani
Tiada sibuk, sederhana hidupnya
Tenang inderanya, berhati-hati
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.

Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil
yang dapat dicela oleh Para Bijaksana
Hendaklah ia berpikir :
Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua makhluk berbahagia.

Makhluk hidup apa pun juga
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau besar
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.

Yang tampak atau tidak tampak
Yang jauh atau pun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.

Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci
Mengharapkan orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya
Melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.

Kasih sayangnya ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan kesekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.

Selagi berdiri, berjalan atau duduk
Atau berbaring, selagi tiada lelap
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dikatakan : Berdiam dalam Brahma ( Tuhan / Kasih Sayang )

Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang atta/aku)
Dengan sila dan penglihatan yang sempurna
Hingga bersih dari nafsu indera
Ia akan bebas dari lingkaran penderitaan.

oleh : Gautama

2 Mata, 2 Telinga dan 1 Mulut

Kita lahir dengan 2 mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu kedepan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita. Dan apa yang kita pikirkan dalam otak kita jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata, 2 telinga tapi kita Cuma diberi 1 buah mulut. Itu Artinya Kita harusnya lebih mendengar, melihat 2 x lebih banyak daripada berbicara. Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan. Karena ucapan yang menyakitkan sangat sulit ditarik kembali. Sehingga ingatlah bicara yang perlu tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

sumber : forum cafe pojok

Malaikat di Rumahmu

Suatu hari ada seorang bayi yang akan dilahirkan ke dunia.
Sang bayi bertanya kepada Tuhan “Para Malaikat mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah?”
Tuhan menjawab “Saya telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”
Sang bayi berkata “Tapi disini..,di surga…..yang saya lakukan hanya bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia.”
Tuhan menjawab lagi “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih bahagia.”
Sang bayi bertanya lagi, “Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku, saya tidak mengerti bahasa mereka?”
Tuhan menjawab “Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkan bagaimana kamu berbicara.”
“Saya mendengar di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”
“Malaikatmu akan melindungimu,walaupun hal itu mengancam jiwanya.”
“Pasti saya akan merasa sedih karena tidak melihatMu lagi.”
“Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan kepadamu bagaimana kau bisa kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya aku selalu berada disisimu.”
Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan kepada Tuhan, “Tuhan……jika saya harus berangkat sekarang, bisakah Engkau memberitahu aku nama malaikat tersebut?”
Jawab Tuhan, “Kamu akan memanggil malaikatmu…..IBU…”

Mengatasi rasa marah / emosi yang meledak-ledak

Sebelum Aku marah dan emosi meledak-ledak, dan berubah menjadi seperti Hulk ( tidak terkendali lagi ), ada baiknya aku cepat-cepat melakukan renungan.. Apa yang menjadi motivasi saya, penyebab kemarahan saya ? Mungkin enam perenungan ini bisa mengatasi atau mengurangi kemarahan yang berkecamuk dalam dada kita. Apa saja enam perenungan itu ?

Temukan Penyebabnya

Kadang-kadang kita marah begitu saja, bahkan kita sendiri bisa heran terkadang setelah marah.. Kok aku bisa begitu ya ? dan kemudian kita secara malu2 merasa bersalah dalam hati dan ingin minta maaf. Selalu saja ada penyebab-penyebab kecil yang berkumpul menjadi satu, dan meledak menjadi suatu kemarahan yang besar. Apakah perlakuan yang tidak kita senangi yang kita terima terus menerus, tekanan/stress yang terus membebani pundak kita. Temukanlah sumber kemarahan kita. Bila setelah ditelusuri dan masih tidak menemukan, itu juga tidak apa-apa.. Santai saja..

Keluar dari pemicu kemarahan tersebut

Artinya jangan berbaur dengan orang-orang yang menimbulkan / memicu kemarahan tersebut. Karena bila kita sudah ingin marah, kita mulai sulit terkendali dan mulai tidak waras. Daripada benar-benar menjadi “tidak waras”, lekaslah menghindari orang-orang yang bisa memicu kemarahan kita.. minimal untuk sementara waktu. Jika kita tidak bisa menghindarinya, lebih baik upayakan kita konsentrasi/fokus ke hal-hal lain, biar pikiran kita gak ingat terus ama dia.. misalnya baca artikel-artikel di YauHui.net ( <- promosi nich ceritanya :D )

Cari Hiburan atau Chat/Bertemu dengan Teman-teman yang Sejenis

Ya, kalau marah.. ada yang subtitusi dengan makan yang banyak.. ada yang lampiasin dengan pergi ke panti pijat dan melakukan pelepasan seks di sana(not recommended). Well, itu mungkin bisa jadi pengganti sementara. Tapi bisa juga dengan cari hiburan lain, misalnya jalan-jalan sendiri di taman atau di mall.. baca2 buku, dll.. Baik sekali bila mempunyai teman yang bisa diajak curhat dan berbagi. Itu sangat membantu.

Intropeksi diri

Yakinlah.. bahwa tidak ada manusia yang sempurna menurut ego kita. Kita juga perlu intropeksi diri, sebelum menyalahkan orang lain. Dalam banyak kasus, kita marah karena ketidak berdayaan diri kita, karena kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Dan untuk menutup rasa bersalah itu, kita ekspresikan dengan kemarahan.

Memaafkan mereka

Memaafkan seseorang/mereka yang telah membuat kita marah.. berguna dan bermanfaat untuk kedua belah pihak. Terutama lebih terasa efek/manfaat nya bagi si Pemaaf. Hati terasa plong dan ringan.. Tapi bila kita tidak bisa memaafkan sekarang, juga tidak apa2.. santai sajalah.. itu juga tidak menjadi masalah, yang paling penting Anda tau bagaimana cara membuat diri anda bahagia. Begitu Anda bahagia, Anda akan melupakan dan bahkan mungkin sudah memaafkan begitu saja..

Menemukan sumber kebahagiaan

Temukan sumber kebahagiaan Anda. Dalam banyak kasus dan sudah terbukti, hal-hal yang membuat seseorang berbahagia adalah berbagi rasa dengan seseorang ( bisa jadi pacar, sahabat, kakak/adik, ortu, pembantu, dll) , melakukan pelayanan tanpa pamrih kepada mereka yang membutuhkan. ( well, aneh aja.. menurut orang2, ini bisa menimbulkan perasaan senang ), Surrender - pasrah kepada-Nya ( menurut pendapat beberapa orang demikianlah ).

ok, selamat mencoba dan mudah2an bermanfaat.

nb. ini ditemukan dari berbagai sumber dan dirangkum menjadi satu dengan gaya bahasa sederhana. Tiada maksud untuk menasehati atau menggurui, karena penulis juga masih belajar. Hanya sekedar ingin berbagi informasi dan have fun..

Kebencian Tidak Dapat Diakhiri dengan Kebencian

Seorang gadis bernama Li-li menikah dan tinggal bersama suami dan ibu
mertua. Dalam waktu singkat, Li-li menyadari bahwa ia tidak dapat cocok
dengan ibu mertuanya dalam segala hal. Kepribadian mereka berbeda, dan
Li-li sangat marah dengan banyak kebiasaan ibu mertua. Li-li juga
dikritik terus-menerus. Hari demi hari, minggu demi minggu, Li-li dan ibu mertua
tidak pernah berhenti konflik dan bertengkar. Keadaan jadi tambah
buruk, karena berdasarkan tradisi Cina, Li-li harus taat kepada setiap
permintaan sang mertua.

Semua keributan dan pertengkaran di rumah itu mengakibatkan suami
yang miskin itu ada dalam stress yang besar.

Akhirnya, Li-li tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi
ibu mertuanya, dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Li-li pergi menemui teman baik ayahnya, Mr Huang, yang menjual jamu.
Li-li menceritakan apa yang dialaminya dan meminta kalau-kalau
Mr Huang dapat memberinya sejumlah racun supaya semua kesulitannya
selesai.

Mr Huang berpikir sejenak dan tersenyum dan akhirnya berkata, Li-li,
saya akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan
semua yang saya minta.

Li-li menjawab,”Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda minta.”
Mr Huang masuk kedalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian
dengan sekantong jamu.

Dia memberitahu Li-Li, “Kamu tidak boleh menggunakan racun yang
be-reaksi cepat untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena nanti
orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberimu sejumlah jamu
yang secara perlahan akan meracuni tubuh ibu mertuamu.
Setiap hari masakkan daging babi atau ayam dan kemudian campurkan
sedikit jamu ini. Nah, untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang
mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus berhati-hati
dan bertindak dangan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat
dengannya, taati dia, dan perlakukan dia seperti seorang ratu.”

Li-Li sangat senang. Dia kembali ke rumah dan memulat rencana
pembunuhan terhadap ibu mertua.

Minggu demi minggu berlalu, dan berbulanbulan berlalu, dan setiap
hari, Lili melayani ibu mertua dengan masakan yang dibuat secara
khusus. Li-Li ingat apa yang dikatakan Mr Huang tentang menghindari
kecurigaan, jadi Li-Li mengendalikan emosinya, mentaati ibu mertua,
memperlakukan ibu mertuanya seperti ibu-nya sendiri dengan sangat
baik dan bersahabat.

Setelah enam bulan, seluruh rumah berubah. Li-li telah belajar
mengendalikan emosi-nya begitu rupa sehingga hampir-hampir ia tidak
pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan. Dia tidak berdebat
sekalipun dengan ibu mertua-nya, yang sekarang kelihatan jauh lebih
baik dan mudah ditemani.

Sikap ibu mertua terhadap Li-li berubah, dan dia mulai menyayangi
Li-li seperti anaknya sendiri. Dia terus memberitahu teman-teman dan
kenalannya bahwa Li-li adalah menantu terbaik yang pernah ditemuinya.
Li-li dan ibu mertuanya sekarang berlaku sepertu ibu dan anak sungguhan.
Suami Li-li sangat senang melihat apa yang telah terjadi.

Satu hari, Li-li datang menemui Mr. Huang dan minta pertolongan lagi.
Dia berkata, “Mr Huang, tolonglah saya untuk mencegah racun itu
membunuh ibu mertua saya. Dia telah berubah menjadi wanita yang
sangat baik dan saya mengasihinya seperti ibu saya sendiri.
Saya tidak ingin dia mati karena racun yang saya berikan.”

Mr. Hunag tersenyum dan mengangkat kepalanya. “Li-li, tidak usah
khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun. Jamu yang saya
berikan dulu adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya.
Satu-satunya racun yang pernah ada ialah didalam pikiran dan
sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh kasih yang
engkau berikan padanya.”

Teman, pernahkah engkau menyadari bahwa sebagaimana perlakukanmu
terhadap orang lain akan sama dengan apa yang akan mereka lakukan
terhadap kita ?

Pepatah China berkata: Orang yang mengasihi orang lain akan dikasihi.
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang
berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun
berbuat demikian.” Lukas 6:31-33

Senyuman Indah dari si Mata Biru


Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama “Smiling.” Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald’s yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang “tersenyum” kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima ‘kehadirannya’ ditempat itu.

Ia menyapa “Good day!” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya ‘tugas’ yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah “penolong”nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan “Kopi saja, satu cangkir Nona.” Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua ‘tindakan’ saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap “makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.”

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata “Terima kasih banyak, nyonya.” Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata “Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.” Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata “Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi diriku dan anak-2ku! ” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena ‘bisikanNYA’ lah kami telah mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin ‘berjabat tangan’ dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap “Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.”

Saya hanya bisa berucap “terimakasih” sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 ‘tindakan’ yang tidak pernah terpikir oleh saya.

Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa ‘kasih sayang’ Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan ‘cerita’ ini ditangan saya. Saya menyerahkan ‘paper’ saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?” dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya. “Tersenyumlah dengan ‘HATImu’, dan kau akan mengetahui betapa ‘dahsyat’ dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.”

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu:”PENERIMAAN TANPA SYARAT.”

—————————————————————————-

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

good day all

:x

sumber : fupei - Indri

Hati Yang Terindah..


Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.

Tiba-tiba, sebuah suara dari langit pun terbentang ” Mengapa hatimu masih belum seindah hati pak Tua itu ?”. Kerumunan orang-orang dan pemuda itu pun menjadi kaget dan lekas-lekas pergi melihat pak tua yang tidak jauh dari sana. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Pemuda itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin hati pak tua itu bisa lebih indah ?

Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa ” Anda pasti bercanda, pak
tua”, katanya, “bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan”. ” Ya”, kata pak tua itu, ” hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan.

Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan - - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?”

Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, and merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat
ke dalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir kedalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

10 budaya dan kelebihan semut

PEDULI

Peduli dan peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungan-nya serta selalu memelihara rasa cinta kasih kepada sesama.

POSITIF & ANTUSIAS

Selalu antusias dalam berpikir dan bertindak demi mencapai tujuan berusaha. Namun segala pemikiran dan tindakan tersebut bersifat positif demi menjaga kelangsungan usaha.

INISIATIF

Memiliki inisiatif dalam menjalankan usaha berdasarkan motivasi yang kuat untuk maju dan mencapai tujuan tanpa menunggu komando, dan tanpa menyimpang dari kebijakan perusahaan atau negara.

RENDAH HATI

Berusaha selalu optimis dalam setiap langkah, namun tidak sombong dan selalu menghargai serta menghormati orang lain.

KREATIF & INOVATIF

Selalu kreatif dalam berusaha dengan melakukan berbagai inovasi agar dapat memenang-kan persaingan dan menjadi Leader dalam lingkungannya.

DISIPLIN & BERTANGGUNG JAWAB

Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan hidup kegiatan usaha. Untuk itu, diperlukan disiplin yang tinggi dalam menjalankan semua peraturan/ketentuan demi mencapai tujuan.

KERJASAMA

Mampu menjalin kerjasama untuk menggalang kemitraan dengan semua kalangan dalam menjalankan tugas agar sukses mencapai tujuan.

PRODUKTIF

Bekerja secara profesional, tekun, dan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal.

KOMITMEN & TABAH

Memiliki komitmen yang tinggi terhadap semua keputusan/peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab melaksanakannya tanpa tawar-menawar.

KOMUNIKATIF

Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menguasai tekniknya secara baik, sehingga mampu menyampaikan segala informasi yang diperlukan tanpa menimbulkan kesalah-pahaman.