Saturday, February 6, 2010

PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH LAPANG DENGAN METODE KERUCUT PASIR (SAND CONE METHOD)

PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH LAPANG
DENGAN METODE KERUCUT PASIR
(SAND CONE METHOD)

A. Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk memeriksa dan menentukan kepadatan tanah lapangan. Cara ini dipakai untuk butir tanah < 50,90 mm (2 inci) biasa dipakai untuk memeriksa kepadatan tanah sama dengan berat volume keringnya.

B. Benda Uji
Tanah lapangan

C. Alat
1. Alat kerucut pasir, terdiri :
- botol kapasitas 2 liter yang diisi pasir
- kran dengan lubang 1,27 mm (1/2 inci)
- corong berupa kerucut T : 135,50 cm (5 3/8 inci), d : 16,51 cm2 (12 inci2)
2. Bahan pembantu
Pasir bersih, kering tanpa bahan ikat, sehingga dapat mengalir bebas lewat saringan  no 10 (2,00 mm) tertahan saringan  no.200 (0,075 mm)
3. Timbangan
4. Alat Pembantu : palu, pahat, sendok, untuk membuat lubang
5. Alat pemeriksa kadar air

D. Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pemeriksaan, yang perlu sudah diketahui adalah :
a. Berat Volume pasir o gr/cm3
b. Berat pasir yang akan mengisi kerucut : Wo cm3
2. Memeriksa kepadatan tanah lapangan
a. Isilah botol dengan pasir secukupnya, timbanglah berat botol bersama pasir, W1 gr
b. Persiapkan permukaan tanah yang akan diperiksa sehingga diperoleh bidang rata dan datar. Letakkan plat dasar diatas tanah, buat tanda batas lubang plat pada tanah.
c. Buat gali lubang pada tanah di dalam tanda batas yang telah dibuat. Kerjakan secara berhati-hati, hindarkan terganggunya tanah di sekitar dinding / dasar lubang. Perlu sangat hati-hati untuk tanah yang mudah longsor (tanah non kohesif)
d. Kumpulkan dan masukkan tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer) dalam kaleng tertutup yang telah diketahui beratnya (berat kaleng kosong bersama tutupnya W2 gr) . Kemudian timbang kaleng dan tutupnya yang berisi tanah (W3)
e. Dengan plat dasar terletak diatas tanah , letakkan botol pasir dengan corongnya menghadap kebawah di tengan plat dasar. Buka kran dan tunggu sampai pasir berhenti mengalir mengisi lubang dan corong, kemudian tutup kran.
f. Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih dalam botol ditimbang (W4)
g. Ambil sebagian tanah dalam kaleng dan diperiksa kadar airnya (w)

Wednesday, February 25, 2009

Hidup Bahagia Dengan Mengenal Pikiran Kita


Semua mahluk hidup yang memiliki kesadaran (bahkan yang terkecil sekalipun) pasti memiliki tiga karakter dasar yaitu tubuh, ucapan dan pikiran. Tubuh adalah bagian fisik yang terus berubah. Ucapan mengacu pada semua jenis komunikasi dalam bentuk suara, kata-kata, gerakan, dan ekspresi wajah. Pikiran lebih sulit dijelaskan karena pikiran bukan sebuah benda yang bisa kita tunjuk seperti tubuh dan ucapan. Ribuan buku dan artikel telah ditulis untuk mencoba menjelaskan bagian misterius dari mahluk hidup ini. Meskipun bayak waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk menemukan apa dan di mana itu pikiran, tidak ada seorang pun yang bisa menemukannya.

Menurut hasil penelitian, disimpulkan bahwa pikiran tidak memiliki lokasi spesifik, bentuk, warna atau kualitas-kualitas lain yang nyata. Lebih mudah mengatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Tetapi secara sadar ataupun tidak sadar, kita berpikir dan merasa. Kita menderita ketika punggung kita sakit, kita bisa merasa sedih dan gembira. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Meskipun kita tidak bisa melihatnya, pikiran selalu hadir dan aktif.

Salah satu hal yang menarik dari pikiran kita adalah perubahan pola dalam pikiran. Ada sebuah contoh sederhana untuk menjelaskan ini. Jika kita takut kepada anjing, maka pikiran kita akan membuat sebuah pola (konsep) baru bahwa anjing itu menakutkan. Sehingga lain kali ketika saya melihat seekor anjing, pikiran saya akan mengingatkan saya bahwa anjing itu menakutkan. Dan pola ini akan menjadi semakin meyakinkan atau kuat hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.

Seandainya suatu hari kemudian, saya mengunjungi teman saya yang memelihara anjing, mula-mula saya takut mendengar anjing menggongong ketika saya mengetuk pintu rumah dan anjing tersebut keluar untuk mengendus saya. Tapi setelah beberapa saat, anjing tersebut mengenal saya dan duduk di kaki saya atau bahkan di pangkuan saya dengan tenang sehingga saya terkadang harus memindahkannya. Apa yang terjadi di pikiran anjing tersebut adalah pikirannya memberitahukan kepadanya bahwa si pemilik menyukai saya, dan anjing ini akhirnya merasa bahwa “orang ini asyik juga! “ Sementara itu, saya juga mulai berpikir, Mungkin anjing adalah binatang yang baik. Setiap kali saya mengunjungi teman saya, pola ini akan semakin kuat dan pola lama akan melemah, hingga akhirnya saya tidak takut pada anjing lagi. Jadi, pengalaman yang berulang-ulang dapat mengubah pandangan kita.

Apa yang mau disampaikan cerita di atas adalah bahwa pikiran itu merupakan sebuah pengalaman yang terus-menerus terekam, terjadi, dan berlipat seiring waktu. Pikiran kita pada dasarnya damai, seperti pikiran seorang anak kecil yang menemani orang tuanya menunjungi sebuah museum seni. Ketika orang tuanya sedang sibuk memberikan penilaian kepada karya seni yang dipamerkan, anak ini hanya melihat. Ia tidak bertanya apakah hasil karya A lebih baik daripada karya B. Cara pandangnya sungguh-sungguh murni dan tanpa penilaian. Kondisi seperti ini dalam Buddhis disebut dengan kedamaian sejati.

Ketika pikiran kita murni, kita akan terbebas dari penderitaan. Jika pada dasarnya pikiran kita murni, mengapa kita masih mengalami penderitaan? Pikiran bisa dianalogikan sebagai bongkahan emas yang tertutup lumpur. Yang mana yang lebih berharga : bongkahan emas yang tertutup lumpur atau bongkahan emas yang sudah dibersihkan? Sebenarnya, nilai kedua-duanya sama. Perbedaannya hanya terletak pada permukaannya saja. Pikiran kita pada dasarnya adalah damai dan murni. Bentuk-bentuk pikiran seperti “saya jelek”, “saya bodoh”, atau “saya bosan” seperti lumpur yang menutupi bongkahan emas. Sehingga banyak orang tidak menyadari hakikat sejati pikirannya. Selama kita tidak menyadari hakikat sejati kita, kita menderita.

Tetapi kita tidak perlu khawatir, sebab kotoran batin ini bisa dibersihkan seperti kita membersihkan lumpur yang menutupi bongkahan emas untuk mengembalikan kualitasnya. Menurut Buddha, hakikat sajati pikiran yang murni bisa dirasakan dengan cara membiarkan pikiran untuk tenang. Bagaimana caranya? Sesungguhnya, mengalami kedamaian sejati lebih mudah daripada minum air. Kita hanya perlu mengistirahatkan pikiran kita. Tidak butuh fokus atau usaha khusus. Seperti ketika kita baru saja menyelesaikan sebuah perjalanan yang panjang, kemudian segera beristirahat di kursi yang nyaman. Saat itu, tentu saja kita merasakan kenyamanan dan kedamaian. Kedamaian seperti ini lah yang dinamakan kedamaian sejati (tidak butuh usaha khusus untuk mencapainya).

Kondisi seperti ini dalam Buddhis dikatakan berada dalam keadaan meditasi tanpa objek. Salah satu kesulitan dalam meditasi tanpa objek adalah karena ia terlalu mudah untuk dilakukan. Akhirnya kita mudah sekali terjebak dalam bentuk-bentuk pikiran, perasaan dan sensasi lainnya. Untungnya, ada metode yang lebih mudah untuk menenangkan pikiran yaitu meditasi dengan objek. Dalam meditasi ini, kita menggunakan objek kita untuk menenangkan pikiran. Dalam meditasi dengan menggunakan objek, kita cukup menyadari semua informasi sensorik (objek) yang diterima indra kita.

Kita dapat menggunakan indra penglihatan untuk memeditasikan bentuk dan warna, pendengaran untuk meditasi pada suara, penciuman untuk meditasi bau, dan pengecapan untuk meditasi rasa, serta indra sentuhan untuk meditasi sensasi fisik. Daripada menjadikannya gangguan, informasi yang kita dapatkan dari indra kita dapat menjadi asset yang berharga untuk latihan kita. Apapun itu, kita bisa menjadikannya sebagai objek untuk mendukung meditasi kita. Sesungguhnya, inti dari meditasi adalah kesadaran. Kapan pun, di mana pun, ketika kita sedang menyadari pikiran kita, maka itu lah meditasi.

– sekian –

kutipan ini dapat dibaca selengkapnya di buku YM. Mingyur Rinpoche - The Joy of Living versi Bhs Indonesia ( tersedia di GRAMEDIA ). Rinpoche adalah guru meditasi dari Tibet yang berkeliling dunia memberikan ceramah dan mengajarkan meditasi secara cuma-cuma.

10 budaya dan kelebihan semut

PEDULI

Peduli dan peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungan-nya serta selalu memelihara rasa cinta kasih kepada sesama.

POSITIF & ANTUSIAS

Selalu antusias dalam berpikir dan bertindak demi mencapai tujuan berusaha. Namun segala pemikiran dan tindakan tersebut bersifat positif demi menjaga kelangsungan usaha.

INISIATIF

Memiliki inisiatif dalam menjalankan usaha berdasarkan motivasi yang kuat untuk maju dan mencapai tujuan tanpa menunggu komando, dan tanpa menyimpang dari kebijakan perusahaan atau negara.

RENDAH HATI

Berusaha selalu optimis dalam setiap langkah, namun tidak sombong dan selalu menghargai serta menghormati orang lain.

KREATIF & INOVATIF

Selalu kreatif dalam berusaha dengan melakukan berbagai inovasi agar dapat memenang-kan persaingan dan menjadi Leader dalam lingkungannya.

DISIPLIN & BERTANGGUNG JAWAB

Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan hidup kegiatan usaha. Untuk itu, diperlukan disiplin yang tinggi dalam menjalankan semua peraturan/ketentuan demi mencapai tujuan.

KERJASAMA

Mampu menjalin kerjasama untuk menggalang kemitraan dengan semua kalangan dalam menjalankan tugas agar sukses mencapai tujuan.

PRODUKTIF

Bekerja secara profesional, tekun, dan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal.

KOMITMEN & TABAH

Memiliki komitmen yang tinggi terhadap semua keputusan/peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab melaksanakannya tanpa tawar-menawar.

KOMUNIKATIF

Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menguasai tekniknya secara baik, sehingga mampu menyampaikan segala informasi yang diperlukan tanpa menimbulkan kesalah-pahaman.